Tepat di hari itu, sebuah alat derek (crane) raksasa, jatuh tumbang dan menimpa para jamaah calon haji yang hendak melaksanakan shalat maghrib di Masjidil Haram, Makkah. Akibatnya lebih dari seratus orang jamaah calon haji meninggal dan 10 diantaranya adalah warga negara Indonesia.
Menurut Daily Mail, crane yang jatuh ternyata adalah milik perusahaan konstruksi dari keluarga Osama bin Laden bernama Bin Ladin Group. Perusahaan itu didirikan ayah Osama, Mohammed, dan kerap mendapatkan proyek-proyek raksasa di Arab Saudi. Perusahaan konstruksi ini adalah yang terbesar kedua di dunia.
Menurut Direktur Jenderal Otoritas Pertahanan Sipil Arab Saudi Letnan Sulayman Bin-Abdullah al-Amr, hujan deras disertai angin kencang berkecepatan 83 kilometer per jam merupakan penyebab insiden tersebut.
Seperti diketahui, di seputaran Kakbah di Masjidil Haram Makkah, banyak sekali crane yang memang sedang digunakan untuk pembangunan perluasan Masjidil Haram.
Crawler crane adalah jenis mobile crane, yakni mesin derek besar yang dapat bergerak walaupun lambat. Mesin derek hidrolik ini dijuluki “crawler” karena menggunakan roda tank dari besi baja dengan bantalan lebar. Oleh karena itu, laju crane ini sangat lambat, bagaikan bayi yang sedang merangkak atau “crawl”.
Crawler crane yang lebih modern lantas di buat oleh Ray & Charles Moore dari Chicago, AS. Mesin tersebut bertenaga uap dan berbobot 15 ton. Versi ini mulai dikembangkan dan dipasarkan secara luas pada tahun 1925.
Mesin derek yang terkenal menggunakan roda ulat (caterpillar tracks) ini biasanya memiliki tinggi total mulai dari 50 meter hingga 120 meter lebih, dengan bobot puluhan hingga ratusan ton.
Salah satu keuntungan dari crawler crane adalah mobilitasnya di area konstruksi. Mesin ini bisa berjalan meskipun sedang membawa muatan berat. Penggunaan di lokasi dengan tanah tidak stabil pun memiliki resiko yang lebih rendah. Menggunakan roda mirip roda mesin perang tank, crawler crane tidak mudah terjebak di pasir atau tanah yang becek.
Akibat bobotnya yang sangat berat itu (ratusan ton), maka saat crane jenis ini jatuh dan tumbang di Masjidil Haram, dampak kerusakannya memang cukup masif.
Pemerintah setempat menargetkan proyek pembangunan masjid tersebut selesai pada 2020 agar mampu menampung setidaknya 1,85 juta jemaah. Perluasan mencakup pada bagian halaman, terowongan, dan fasilitas pelayanan jalan lingkar (ring road) pertama.
Pascajatuhnya derek besar (crane) yang menimpa jemaah haji di Masjidil Haram, Makkah, pemerintah Arab Saudi dikritik karena dianggap lalai. Pendiri Islamic Heritage Research Foundation yang berpusat di Makkah, Irfan al-Alawi, mengomentari insiden yang terjadi pada Jumat petang, 11 September 2015, tersebut.
Derek atau crane yang jatuh di Masjidil Haram telah menewaskan sedikitnya 107 orang dan melukai 238 lainnya. Crane tersebut merupakan satu dari puluhan derek (crane) di area itu yang digunakan dalam proyek perluasan mesjid terbesar yang menjadi kiblat umat Islam sedunia.
Dari berbagai sumber:
merdeka.com; tempo.co.id; wikipedia.org; brighthubengineering.com, dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar